0
Pengertian Meningitis
Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku.
Meningitis di Indonesia


Data meningitis di seluruh Indonesia belum ada yang tepat karena kasus meningitis sering kali disangka sebagai penyakit atau infeksi lain. Dilihat dari tingkat fatal penyakit meningitis, penyakit ini patut diwaspadai dan tidak boleh dianggap enteng.




Data penderita meningitis di Indonesia yang terbaru berasal dari kedokteran anak. Menurut data di rumah sakit rujukan nasional (RSCM), dalam satu tahun (Oktober 2003 hingga Oktober 2004) jumlah bayi penderita meningitis bakterialis berjumlah 18 jiwa dari total 3289 kelahiran dengan memenuhi kriteria positif pada pemeriksaan kultur cairan sumsum tulang belakang dan gambaran pleiositosis (peningkatan jumlah sel darah putih pada cairan sumsum tulang belakang).


Sejak tahun 2002, merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang ingin menunaikan ibadah haji untuk terlebih dahulu menerima vaksinasi meningitis. Langkah ini diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk meminimalisasi terjangkitnya penyakit meningitis di antara para calon haji. Vaksinasi biasanya dilakukan satu bulan sebelum jadwal penerbangan.
Gejala Meningitis yang Terjadi pada Anak-anak


Penyakit ini sering diderita oleh bayi dan anak-anak, tapi semua orang di segala usia bisa mengidap meningitis juga. Tanda-tanda yang terjadi pada anak-anak adalah: 
  • Mereka mungkin merasa gelisah, tapi tidak ingin disentuh 
  • Demam tinggi dengan tangan dan kaki terasa dingin 
  • Menangis seperti melengking (high pitched cry) secara terus menerus 
  • Terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif 
  • Beberapa anak akan mudah mengantuk dan sulit dibangunkan 
  • Mungkin ada ruam merah yang tidak hilang ketika gelas digulirkan dengan sedikit ditekan di atasnya 
  • Menolak menyusu atau makan disertai muntah 
  • Kejang-kejang 


Adapun gejala meningitis yang terjadi pada anak-anak yang lebih besar, remaja, dan orang dewasa, meliputi: 
  1. Muntah-muntah 
  2. Sakit kepala parah 
  3. Leher kaku 
  4. Demam dengan tinggi suhu 38°C atau lebih dengan kaki dan tangan terasa dingin 
  5. Napas cepat 
  6. Sensitif terhadap cahaya atau fotofobia 
  7. Ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang tersebar (tidak terjadi pada semua orang) 
  8. Kejang-kejang 


Terdapat kemungkinan bahwa tidak semua orang akan mengalami semua gejala-gejala di atas. Cari bantuan medis secepatnya jika Anda melihat beberapa gejala meningitis terjadi pada anak-anak.


Secara umum, terdapat lima jenis meningitis:


Meningitis bakterialis


Meningitis jenis ini disebabkan bakteri dan menyebar melalui kontak jarak dekat. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah (septikemia). Penderita meningitis bakterialis kebanyakan bayi berusia di bawah satu tahun.


Meningitis virus


Sedangkan penyebab meningitis virus adalah virus yang bisa menyebar melalui batuk, bersin dan lingkungan yang tidak higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia di bawah lima tahun dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih besar untuk tertular meningitis virus.


Meningitis jamur


Meningitis jamur biasanya merupakan hasil dari menyebarnya jamur di sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Resiko seseorang terkena meningitis jamur akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita akan sensitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan.


Meningitis parasit


Meningitis jenis ini disebabkan oleh parasit yang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan pada danau, sungai air tawar yang bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas air dan tanah.


Meningitis Non-infeksi


Ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis non-infeksi. Meningitis jenis ini tidak menular dan memiliki gejala umum yang sama seperti meningitis jenis lainnya. 
Penanganan Darurat dan Diagnosis Meningitis


Penderita yang dicurigai mengidap meningitis harus ditangani secepatnya, bahkan sebelum diagnosis dilakukan. Sangat berbahaya untuk menunda penanganan bagi penderita meningitis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda meningitis atau septikemia (infeksi darah) bahkan tanda luka yang terinfeksi di sekitar kepala, telinga, tenggorokan, dan kulit di sepanjang tulang belakang.


Diagnosis meningitis sulit dilakukan karena gejalanya muncul secara tiba-tiba dan mirip dengan gejala flu. Disarankan untuk segera mencari bantuan medis jika melihat gejala meningitis, terutama jika terjadi pada anak-anak. Anda mungkin harus pergi ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit terdekat kapan pun gejala tersebut muncul. Jangan menunggu munculnya ruam berwarna ungu karena tidak semua pengidap meningitis mengalami ruam pada tubuhnya.
Langkah-langkah Pengobatan Meningitis


Kondisi pasien meningitis virus biasanya akan membaik dalam beberapa minggu. Penanganan meningitis virus bisa dilakukan dengan banyak istirahat dan minum obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala. Sedangkan pengobatan meningitis pada pasien meningitis bakterialis, bisa dirawat dengan antibiotik atau obat-obatan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri. Perawatan perlu dilakukan di rumah sakit. Untuk kasus yang lebih parah, disarankan dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) agar fungsi vital tubuh bisa dipantau dengan saksama.
Vaksinasi Penyakit Meningitis


Di Indonesia, terdapat dua jenis vaksin meningitis, yaitu vaksin meningokokus polysakarida dan vaksin meningokokus konjugat. Vaksin meningokokus polysakarida bisa diberikan untuk usia berapa pun dan mampu memberi perlindungan sebesar 90-95 persen. Untuk anak di bawah usia 5 tahun, vaksin ini bisa bertahan 1-3 tahun. Sedangkan untuk dewasa akan melindungi selama 3-5 tahun. Untuk vaksin mengingokokus konjugat hanya untuk usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji dan tidak dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin.


Cara terbaik untuk mencegah meningitis adalah dengan menerima vaksinasi yang tersedia. Tetapi karena penyakit ini bisa dibilang jarang, vaksinasi meningitis belum termasuk dalam jadwal vaksin wajib di Indonesia.

Post a Comment

 
Top